Thursday, December 19, 2019

Dimensi Lingkungan Dalam Program 7 Dimensi Lansia Tangguh

Assalamualaikum Kawan2 PKB/PLKB

Tidak terasa kita sudah memasuki akhir tahun 2019, untuk di Akhir tahun ini saya akan berbagi materi pembinaan Kelompok Kegiatan (Poktan) Bina Keluarga Lansia (BKL) tentang Dimensi Lingkungan.

Dalam mengelola dan menjaga Lingkungan menjadi tanggung jawab semua kelompok umur termasuk lansia. Untuk mengelola dan menjaga Lingkungan untuk lansia dicontohkan dalam materi dibawah ini.

Semoga bermanfaat.








Ari Andrika, S.Kep
PKB Ahli Pertama
Perwakilan BKKBN Sumatera Selatan


Thursday, November 21, 2019

Dimensi Profesional Vokasional Dalam Program 7 Dimensi Lansia

Assalamualaikum Kawan2 PKB/PLKB

Dalam membina kelompok kegiatan (Poktan) Bina Keluarga Lansia (BKL) tentunya kawan2 PKB/PLKB akan berhadapan dengan keluarga yang memiliki lansia. Para Lansia ini terdiri dari berbagai macam Profesional sebelumnya.

Untuk memanfaatkan berbagai background professional tersebut, kita dapat menggunakan materi dibawah ini untuk dijadikan bahan dalam melakukan pembinaan BKL dalam Dimensi Profesional Vokasional.

Semoga Bermanfaat.








Ari Andrika, S.Kep
PKB Ahli Pertama
Perwakilan BKKBN Sumatera Selatan

Tuesday, October 29, 2019

Dimensi Sosial Kemasyarakatan Dalam Program 7 Dimensi Lansia Tangguh

Assalamualaikum

Tetap Semangat ya Kawan2 PKB dalam melakukan pembinaan Kelompok Kegiatan (Poktan) Bina Keluarga Lansia (BKL) pada masing-masing wilayah binaan masing-masing.

Hari ini kembali saya akan berbagi materi tentang Dimensi Sosial Kemasyarakatan.

Semoga bermanfaat.






Ari Andrika, S.Kep
PKB Ahli Pertama
Perwakilan BKKBN Sumatera Selatan

Tuesday, September 17, 2019

Dimensi Emosional Dalam Program 7 Dimensi Lansia Tangguh

Assalamualaikum Kawan2 PKB/PLKB
Salam Petugas KB
Sehat, Semangat, Luar Biasa

Dalam melakukan pembinaan kepada Poktan Bina Keluarga Lansia (BKL) tentunya kita harus memiliki pengetahuan tentang Lansia.

Untuk kali ini, saya akan memberikan bahan dalam melakukan pembinaan dan pengembangan Poktan BKL yaitu Dimensi Emosional.

Semoga Bermanfaat.






Ari Andrika, S.Kep
PKB Ahli Pertama
Perwakilan BKKBN Sumatera Selatan

Wednesday, August 21, 2019

Dimensi Fisik Dalam Program 7 Dimensi Lansia Tangguh

Assalamualaikum Kawan2

Saya berharap kita semuanya tetap bersemangat dalam membina Bina Keluarga Lansia (BKL) di wilayah binaan kita masing-masing.

Tentunya untuk membina Poktan BKL, perlu adanya materi pendukung dalam melakukan pembinaan dan pengembangan.

Ini kami sampaikan kembali materi yang terkait dengan 7 Dimensi Lansia Tangguh yaitu Dimensi Fisik.








Ari Andrika, S.Kep
PKB Ahli Pertama
Perwakilan BKKBN Sumatera Selatan



Thursday, July 25, 2019

Dimensi Intelektual Dalam Program 7 Dimensi Lansia Tangguh

Assalamualaikum Kawan2 PKB/PLKB

Apa Kabar semuanya, saya harapkan semuanya sehat wal afiat.
Kembali saya akan berbagi materi tentang Dimensi Intelektual untuk pembinaan Kelompok Bina Keluarga Lansia (BKL) yang kawan2 bina.

Semoga Bermanfaat.






Ari Andrika, S.Kep
PKB Ahli Pertama
Perwakilan BKKBN Sumatera Selatan

Wednesday, June 19, 2019

Dimensi Spiritual Dalam Program 7 Dimensi Lansia Tangguh

Bismillahirahmanirrahim

Assalamualaikum Warahmatullahiwabarakatuh

Meneruskan materi pendahuluan tentang Bina Keluarga Lansia terdahulu, saya kembali mencoba untuk menyadur beberapa materi tentang Dimensi Lansia agar menjadi Lansia Tangguh.

Kali ini saya akan posting tentang Dimensi Spiritual, salah satu dari 7 Dimensi Lansia Tangguh.



Akhir kata, semoga postingan ini bermanfaat terutama bagi PKB/PLKB yang membutuhkan bahan penyuluhan dalam pembinaan BKL di daerah binaanya masing-masing.

Tidak akan berhenti sampai disini postingan tentang BKL dan tribina yang lain, doakan penulis tetap dapat berkontribusi untuk memberikan materi terkait Pembangunan Keluarga BKKBN.

Wassalamualaikum Warahmatullahiwabarakatuh.

Ari Andrika, S.Kep.
PKB Ahli Pertama
Perwakilan BKKBN Sumatera Selatan
Rabu, 19 Juni 2019

Friday, March 22, 2019

Materi Bina Keluarga Remaja (BKR) Tentang Perencanaan Keluarga

Bismillahirahmanirrahim

Assalamualaikum Warahmatullahiwabarakatuh

Setelah sebelumnya memposting materi pendahuluan Bina Keluarga Lansia (BKL), maka kali ini saya akan membagikan materi terkait Bina Keluarga Remaja (BKR).

Materi yang sudah cukup lawas ini, saya susun pada tanggal 2 Oktober 2018 lalu untuk bahan saya penyuluhan pada kelompok binaan BKR saya di Kampung KB Desa Pancur Mas. Pertimbangan saat itu karena minimnya tempat untuk penyuluhan dengan menggunakan LCD atau Infocus, maka saya berinisiatif membuat leaflet yang berisi tentang materi BKR. Selain itu, materi leaflet BKR ini juga bisa dibawa pulang oleh peserta penyuluhan. Seperti yang kita tahu bahwa peserta BKR adalah keluarga yang memiliki anak remaja. Dengan dibawa pulang materi tersebut, harapannya dapat dibaca oleh Remaja sehingga pesan yang diterima oleh orang tua dan remaja akan sama.

Demikian kami sampaikan materi BKR terkait perencanaan keluarga.





Semoga materi ini bermanfaat terutama bagi sesama PKB/PLKB dalam membina BKR.

Wassalamualaikum Warrahmatullahiwabarakatuh

Ari Andrika, S.Kep.
PKB Ahli Pertama
Perwakilan BKKBN Sumatera Selatan
Jumat, 22 Maret 2019

Tuesday, March 5, 2019

STUNTING : PERMASALAHAN DAN CARA MENGATASINYA



Stunting adalah sebuah kondisi dimana tinggi badan seseorang ternyata lebih pendek dibanding tinggi badan orang lain pada umumnya (yang seusia). 

Sedangkan menurut BKKBN, Stunting adalah kekurangan gizi pada balita yang berlangsung lama, sejak konsepsi, kehamilan hingga usia 2 tahun dan menyebabkan terhambatnya perkembangan otak dan tumbuh kembang anak.

Sesuai pengertian tadi bahwa stunting dapat menyebabkan gagal tumbuh. Gagal tumbuh tersebut dapat terjadi dalam 2 masa, yaitu masa kandungan dan masa kelahiran.

Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Indonesia pada tahun 2016 menurun di peringkat 113, dari posisi 110 pada tahun 2015. Salah satu faktor yang menyebabkan penurunan ini adalah kondisi gizi kronis. Situasi gizi kronis ini menghasilkan kondisi gagal tumbuh dari Balita (Stunting).

Stunting terjadi baik dikalangan berpendapatan rendah maupun tinggi dan disebabkan oleh kekurangan gizi dalam waktu yang lama pada periode 1000 hari pertama kehidupannya. 2 hal yang menyebabkan stunting dalam periode 1000 hari pertama adalah pola asuh yang tidak sesuai menyebabkan kurangnya asupan gizi dan pola hidup yang tidak bersih (BAB Sembarangan) menyebabkan infeksi bakteri/kuman.

Penyebab stunting yang lebih kompleks adalah faktor gizi buruk yang dialami oleh ibu hamil dan balita, kurangnya pengetahuan ibu mengenai kesehatan dan gizi, masih terbatasnya layanan kesehatan dan masih kurangnya akses kepada makanan bergizi dan kurangnya akses ke air bersih dan sanitasi.


Dampak buruk yang dapat ditimbulkan oleh stunting dalam jangka pendek adalah terganggunya perkembangan otak, kecerdasan, gangguan pertumbuhan fisik dan gangguan metabolisme dalam tubuh. Sedangkan dampak jangka panjang adalah menurunnya kemampuan kognitif dan prestasi belajar, menurunnya kekebalan tubuh sehingga mudah sakit dan resiko tinggi untuk munculnya penyakit diabetes, kegemukan, penyakit jantung dan pembuluh darah, kanker, stroke dan disabilitas pada usia tua. Kesemuanya ini akan menurunkan kualitas SDM Indonesia, produktifitas dan daya saing bangsa.

Stunting dapat dicegah melalui 10 cara berikut : 1. Ibu hamil mendapat tablet tambah darah, minimal 90 tablet selama kehamilan, 2. Pemberian makanan tambahan ibu hamil, 3. Pemenuhan gizi, 4. Persalinan dengan dokter atau bidan yang ahli, 5. IMD (Inisiasi Menyusui Dini), 6. Berikan ASI eksklusif pada bayi hingga usia 6 bulan, 7. Berikan makanan pendamping ASI untuk bayi diatas 6 bulan hingga 2 tahun, 8. Berikan imunisasi dasar lengkap dan vitamin A, 9. Pantau pertumbuhan balita di Posyandu terdekat, 10. Lakukan perilaku Hidup Bersih dan Sehat.


Manfaat yang dapat dirasakan apabila melakukan pencegahan stunting adalah menurunnya tingkat kesakitan/kematian bayi dan anak, meningkatnya perkembangan kognitif, motorik dan sosio-emosional, meningkatnya prestasi dan kapasitas belajar, meningkatnya kualitas orang dewasa, menurunnya obesitas dan penyakit tidak menular (PTM) serta meningkatnya kapasitas kerja dan produktifitas.

Pada gilirannya ini akan mengurangi angka kemiskinan, mengurangi beban Negara untuk mengeluarkan biaya kesehatan, menghilangkan kesenjangan dan menyiapkan Indonesia dalam menghadapi persaingan di era pasar bebas.




DAFTAR PUSTAKA

1. DITVOKKOM. 2018. Mencegah Stunting Meningkatkan Kualitas Sumber Daya Manusia Di Seluruh Tahap Kehidupan (POLICY BRIEF). BKKBN : JAKARTA




2. KEMENTERIAN DESA, PEMBANGUNAN DAERAH TERTINGGAL DAN TRANSMIGRASI. 2017. Buku Saku Desa Dalam Penanganan Stunting. JAKARTA. 





Disusun oleh :

Ari Andrika, S.Kep
PKB Ahli Pertama
Perwakilan BKKBN Sumatera Selatan

Friday, February 22, 2019

Materi Pendahuluan Bina Keluarga Lansia (BKL)

Bismillahirrahmanirrahim

Assalamualaikum Wr Wb

Setelah beberapa tahun tidak mengisi posting di Blog ini, akhirnya kami kembali mencoba memberikan informasi tentang program KKBPK. Sebagaimana yang menjadi tugas PKB, salah satunya adalah menyampaikan KIE (Komunikasi, Informasi dan Edukasi). Untuk melakukan KIE tentunya membutuhkan Bahan KIE yang dapat diambil dari referensi yang sesuai. Dibawah ini akan saya berikan leaflet yang berisikan tentang Lansia yang dapat digunakan sebagai bahan KIE Bina Keluarga Lansia Binaan anda. Bahan ini kami buat sesuai Buku BKL BKKBN 2017.



Semoga bermanfaat bagi teman-teman PKB dan Kader BKL.

Wassalamualaikum Wr Wb

Ari Andrika, S.Kep
PKB Ahli Pertama
Perwakilan BKKBN Sumsel
Jum'at, 22 Februari 2019